Tuesday, December 11, 2007

Semrawutnya Minta Ampun

Sesuai ketentuan, denda yang dikenakan dalam sehari 1/1000 X nilai proyek (Rp 788 juta), sehingga dalam sepuluh hari, CV Wira Karya Sari harus membayar denda Rp 7,8 juta. [Denpost, 11 Desember 2007]

Kirain hukuman yang bakalan didapat kontraktor yang ga bisa memenuhi janjinya bakalan lumayan besar dan bisa memberikan efek jera. Ternyata cuman 1/1000 saja. Walah, ini sih ga bakal membuat jera para kontraktor yang ga bisa memenuhi janji. Saya perkirakan awalnya paling tidak bakalan kena 1% lah dari nilai proyek. Ternyata ... Yang paling saya tidak suka adalah mereka mempermainkan kualitas dari proyek. Kalo udah kayak gini, maka seharusnya disikat saja langsung supaya menjadi peringatan bagi kontraktor nakal lainnya agar tidak mengulangi hal yang sama. Lain halnya kalo keterlambatan terjadi karena faktor lain seperti gunung meletus, angin ribut, hujan badai.

Jangan tanya pula bagaimana proses tender proyek - proyek ini bisa berlangsung. Semuanya sudah diatur rapi. Dari pejabat yang memberi tender, peserta tender, sampe pemenang tender juga udah disiapkan. Acara bagi - bagi tender hanyalah formalitas saja. Sekedar ada padahal semuanya sudah disiapkan dari awal.

Darimana saya bisa tahu semua ini? Well, saya punya teman yang mukanya sampai babak belur dihajar oleh preman - preman sewaan dari salah satu perusahaan yang seharusnya menjadi pemenang sebuah acara lelang tender proyek. Perusahaan itu gagal menang gara - gara boss teman saya tidak terima dengan acara tender - tender palsu ini. Jadi dia tetap memaksa dan akhirnya dikasi menang, tapi setelah keluar ruangan, mereka langsung dihajar.

Yang lebih lucu lagi, ada teman saya yang ikut tender buat menghabiskan duit APBD. Kalo kata yang punya duit APBD proyeknya asal ada saja. Yang penting duit APBD yang sudah dianggarkan bisa dihabiskan saja. What the heck, kenapa tidak disimpan saja untuk tahun berikutnya? Apakah semua harus dihabiskan saja walaupun pengeluaran itu sifatnya tidak urgent diperlukan masyarakat? Saya orang yang tidak mengerti ekonomi, jadi tidak mengerti masalah APBD ini. Kalo pemikiran saya sederhana saja, kalo ada sisa yang ditabung buat pengeluaran berikutnya. Jangan dihabiskan semua kalo memang tidak diperlukan. Well, saya juga kurang mengerti kok.

3 comments:

Anonymous said...

Wah, ini sih udah rahasia umum kayaknya! :D Btw, maen2 ke blog saya ya!

lelaki hangat said...

hallo win, pakabar?

hehehe...jgn kaget win, emang bgitulah kenyataan yang terjadi selama ini, setiap instansi pemerintah,baik pusat maupun daerah di menjelang akhir tahun diminta untuk membuat semacem anggaran untuk satu tahun ke depan, dan umumnya disetujui, dan umumnya lagi dana tersebut ya memang harus dihabiskan, saldo = 0. Kalo tidak bgitu, kemungkinan instansi tersebut akan mendapat jatah yang lebih kecil untuk tahun berikutnya.

Nyoman Winardi said...

Her gimana kabarmu sekarang? Udah sugih di jakarta Her? Kapan pulang ke Bali lagi? Aku titip handphone yang keren satu nah :)

Btw, email kamu ajak blog kamu apa Her?